Kamu suka
nonton film indie? Short movie? Atau sejenisnya? Sama. Gue juga. Terinspirasi
dari salah satu blog yang suka ngeshare movie review, gue jadi pengen nyoba menulis movie review tentang film-film pendek yang pernah gue tonton.
Mumpung niat nulis gue lagi tebel.... (skripsi apa kabar, sist?)
Anyway. Film
yang akan gue pilih sebagai movie review pertama adalah salah satu short
movie islami karya anak negeri. Judulya BICARA
CINTA. Film ini dibuat dalam 5 seri, dengan durasi 5 menitan
disetiap serinya.
Buat yang
belum pernah nonton filmnya, kamu bisa cari di channel youtube bernama
UNDERBLACK (kalau belum di delete yah).
Gue suka
film ini karena gue jarang menemukan Islamic mini series buatan Indo
dengan kualitas yang bagus seperti film ini. Kebetulan gue nonton film ini
beberapa tahun yang lalu pas bulan Ramadhan.
Daripada kepanjangan
narasinya, mending let’s check it out aja deh yah.
EPISODE 1
Kisah bermula
saat Nurul dan temannya, Husna sedang duduk menunggu teman mereka, Naya
disebuah tempat makan. Nurul yang sedang membaca buku sambil menempelkan
headset dikupingnya (positive thingking ajah, mungkin
mendengarkan murotal atau nasyid) sesekali melihat kearah Husna yang sedang asik
senyum-senyum sendiri sambil menatap leptop. Karena penasaran, si Nurul jadi
tanya deh, Husna lagi ngapain. Ditanya begitu, Husna Cuma jawab nggak
ngapa-ngapain (padahal lagi chattingan sama cowok) sambil agak panik gitu sih.
Nggak lama, si Naya yang daritadi ditunggu akhirnya dateng juga. Naya curhat ke
Husna kalo dia baru aja putus dari pacarnya karena pacarnya selingkuh. Husna
dengan ‘bijaknya’ ngasih saran ke Naya kalo lain kali dia harus cari cowok yang
baik-baik. Terus Naya tanya, “cowok yang baik-baik
emang kayak gimana sih?”. Menurut Husna, cowok yang baik-baik itu adalah
cowok yang baik agamanya, kayak pacarnya Husna gitu deh. Karena mereka rajin
untuk saling mengingatkan sholat. Jadi mereka itu pacaran syar’i (gubrak).
Melihat
Husna dan Naya yang asik curhat-curhatan, si Nurul meletakan bukunya dan
melepaskan headset yang daritadi nempel dikupingnya. Ternyata daritadi
curhat-curhatannya Husna dan Naya didenger sama si Nurul. Akhirnya Nurul ikut
berkomentar, “kalo cowok yang baik itu, yang baik
agamanya, berarti yang takut Tuhannya?”. Tiba-tiba aja Nurul mengambil
laptop yang sedang dipakai Husna untuk chatting dengan pacarnya (bang Irsyad namanya).
Nurul mengirim pesan kepada bang Irsyad dari akunnya Husna yang isinya: kapan Bang irsyad mau melamar Husna? Husna minta
kejelasan.
Lalu beberapa detik kemudian akunnya bang Irsyad offline. Nurul kembali
melanjutkan kalimatnya kepada Naya dan Husna, “Sayangnya,
cowok baik itu nggak ada yang pacaran... Tapi langsung ke pelaminan”.
Scene mulai
berpindah dari Nurul ke Fadhil, tokoh utama pria.
Diceritakan
bahwa Faadil baru saja pulang dari naik gunung bersama temannya, Ipul dan
singgah di Jogja Kota. Karena merasa lapar akhirnya mereka mencari ditempat
makan. Sebelum makan Fadhil mengajak Ipul untuk sholat Ashar terlebih dahulu
karena sudah sore. Namun Ipul membujuk Fadhil untuk makan terlebih dahulu
karena Ipul sudah sangat lapar, Fadhil tetap bersikeras untuk melaksanakan
sholat Ashar terlebih dahulu. Ipul pun akhirnya mengalah dan mengikuti Fadhil
untuk sholat Ashar juga (walaupun agak lemes gitu. Hahaha kasian Ipul).
Fyi. Fadhil dan Nurul ternyata makan ditempat yang
sama, Cuma mejanya terpisah agak jauh. Mereka saling membelakangi gitu deh.
EPISODE 2
![https://i.ytimg.com/vi/MnMTZHoQV_w/maxresdefault.jpg](https://i.ytimg.com/vi/MnMTZHoQV_w/maxresdefault.jpg)
Ipul dan
Fadhil baru aja selesai makan. Ceritanya mereka itu baru saja turun gunung
(pulang dari mendaki gunung maksudnya), dalam waktu dekat ini akan diwisuda dan
mereka berencana untuk jalan-jalan lagi ke Jogja. Sayangnya mereka besok sudah
harus balik ke Jakarta. Terus Fadhil bilang kalo seumpama jodoh, insyaAllah
mereka akan balik lagi kok ke Jogja (maksudnya mereka berjodoh dengan Jogja lho
yah... jangan salah paham xixixi).
Ngomong-ngomong
soal jodoh, Ipul jadi teringat dengan pacarnya, Kristin. Ipul bercerita ke
Fadhil bahwa dia berencana untuk menikahi Kristin. Mendengar rencana Ipul,
Fadhil agak sedikit terkejut. Pasalnya (azziikk), Ipul adalah seorang muslim
sedangkan Kristin adalah seorang non muslim. Ipul kemudian memberikan alasan
bahwa dalam Islam, laki-laki Muslim boleh menikahi wanita dari ahli kitab. Fadhil
pun membenarkan alasan Ipul. Ipul kemudian memberikan alasan lagi bahwa Kristin
itu sudah cantik, kaya, anaknya pejabat pula.
Mendengar
alasan Ipul, Fadhil mulai berkomentar untuk tidak memahami hadist nabi secara
setengah-setengah. Kemudian Fadhil memberikan analogi, “kalo ente nikahin cewek yang agamanya baik, itu ibarat ente dapet
angka satu. Kalo seumpama dia kaya, tinggal tambahin angka nol aja
dibelakangnya. Kalo seumpama dia baik, tambahin lagi nol dibalakangnya. Kalo
seumpama dia berkedudukan tinggi, tambahin nol lagi dibelakangnya”.
Begitu deh seterusnya. Intinya Fadhil mau bilang, sesempurna apapun tuh cewek
kalo angka satunya nggak ada, dia cuma akan bernilai nol.
Setelah sesi
curhat Ipul dan Fadhil selesai, Fadhil beranjak dari mejanya menuju kasir.
Namun saat Fadhil berbalik badan ( jeng... jeng...), dia melihat sesosok wanita
berhijab, cantik dan anggun. Ketika mata mereka bertemu wanita itu segera
menundukan pandangannya dan melewati Fadhil begitu saja. Fadhil pun tak
bergeming (Speechless gitu ceritanya).
EPISODE 3
![https://i.ytimg.com/vi/w7ugp87CIFc/maxresdefault.jpg](https://i.ytimg.com/vi/w7ugp87CIFc/maxresdefault.jpg)
Setelah
pulang dari pertemuan dengan Naya dan Husna, Nurul mengambil sepedanya di
parkiran. Tapi saat dinaiki, ternyata ban sepeda Nurul kempes. Tiba-tiba
datanglah dua orang pemuda ( Fadhil dan Ipul) menghampiri Nurul untuk
menawarkan bantuan. Tapi karena merasa tidak enak, Nurul pun menolak. Tidak
lama kemudian, Nurul tidak sengaja menjatuhkan sepedanya (entah gimana
ceritanya yah, koq itu sepeda bisa jatuh? * abaikan ). Sebagai pria yang
berjiwa kesatria (lebay), Fadhil yang dibantu oleh Ipul langsung membantu Nurul
dan menuntun sepedanya menuju ke bengkel sepeda terdekat (nggak deket-deket
amat sih. 1km, sist). Sesampainya di bengkel sepeda, Nurul memberikan dua
bungkus roti kepada Fadhil dan Ipul sebagai bentuk terima kasih karena sudah
dibantu. (setelah pulang dari pertemuan dengan Naya dan Husna, saat dikasir
Nurul sekalian mengambil sisa roti dagangan Mba Indah. Di episode ini belum
diketahui Mba Indah itu siapanya Nurul).
Fadhil dan
Ipul kembali melanjutkan perjalanan mereka. Sembari berjalan, Ipul mulai
menyantap roti yang diberikan oleh Nurul (rotinya lucu. Bentuk kucing gitu).
Melihat Ipul yang makan sambil berdiri, Fadhil langsung menyuruhnya untuk duduk
dikursi yang ada dipinggir jalan. Sembari makan, Ipul bertanya kepada Fadhil,
kenapa dia nggak tanya nama tuh cewek. Tiba-tiba ekspresi muka Fadhil berubah,
seolah mau bilang: iya yah... kenapa gue nggak kepikiran. (hahaha biasa itu
mah, Dhil). Endingnya si Fadhil senyum-senyum sendiri waktu ngeliat roti
pemberian Nurul.
EPISODE 4
![https://i.ytimg.com/vi/p0kZ9_kRjxo/maxresdefault.jpg](https://i.ytimg.com/vi/p0kZ9_kRjxo/maxresdefault.jpg)
Diepisode
kali ini, akhirnya diketahuilah bahwa Mba Indah yang namanya disebut Nurul
diepisode sebelumnya, merupakan istri dari kakaknya Nurul yang bernama Mas Raihan
(dan kayaknya sih, Nurul tinggal bersama mereka).
Saat Mba
Indah sedang membuat adonan roti di dapur, datanglah Nurul yang membawa telpon
dari Mas Raihan untuk Mba Indah. Setelah selesai menelepon tiba-tiba aja Nurul
bertanya ke Mba Indah kenapa ia mau menikah dengan Mas Raihan. Mba Indah lalu
menjawab, karena ia mencintai Mas Raihan karena Allah. Nurul kembali bertanya
apa yang dimaksud mencintai seseorang karena Allah? Lalu Mba indah menjelaskan.
“ Pertama, cintai dia karena kita mencintai Allah. Maka
kita akan terus mencari apa saja hak dan kewajiban kita sebagai istri yang
dapat membuat Allah semakin cinta dengan kita. Yang kedua, cintai dia karena
dia mencintai Allah. Selama ia cinta, taat dan patuh pada Allah maka kita akan
terus mencintainya. insyaAllah cinta kita akan terus bersemi di dunia dan
akhirat”.
Disisi lain,
Fadhil dan Ipul sedang berada ditempat makan, tempat Fadhil bertemu Nurul
kemarin (Fadhil tengak-tengok harap-harap cemas gitu). karena khawatir
terlambat akhirnya mereka memutuskan untuk segera ke stasiun. Fadhil dan Ipul
keluar menuju parkiran, Nurul baru saja sampai, sehingga tidak melihat Fadhil
dan Ipul (dasar film...suka bikin gemeshh).
Saat Nurul
sampai di rumah, ia mendapat kabar dari Mba Indah kalau ada seorang lelaki yang
melamarnya melalui Mas Raihan, namanya Arham. Kegalauan Nurul pun dimulai. Akan
kah Nurul menerima lamaran Arham?
(Dua Tahun Kemudian)
Diepisode ini, diketahui bahwa Nurul ternyata menolak lamaran Arham dua tahun yang lalu. Mas Raihan lalu menelepon Fadhil atas saran Mba indah agar Fadhil bisa datang ke Jogja. Karena sepengetahuan Mba Indah, Fadhil merupakan adik tingkat Mas Raihan yang sholeh, ganteng dan masih jomblo. Rencananya, Mba Indah ingin agar Mas Raihan memperkenalkan Fadhil dengan Nurul. Kebetulan Mas Raihan juga sedang mencari seseorang untuk meng-handle perusahaan rotinya yang sudah sangat berkembang (kebetulan banget yak. Percaya...).
EPISODE 5
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4ggbtfLig5BbpMviPdDORpTIBShukQuz2Z82obc_mIsHeMkKUpnyuy2V0mqXyt1SauopfHPvmhuKeGEoFycyruztW8dlmcN4PkTWVtQc5EijPS5y2HnqutN3LJKWO0ZyD6VQt5gDFzgE/s1600/bicara_cinta_eps5.jpg](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4ggbtfLig5BbpMviPdDORpTIBShukQuz2Z82obc_mIsHeMkKUpnyuy2V0mqXyt1SauopfHPvmhuKeGEoFycyruztW8dlmcN4PkTWVtQc5EijPS5y2HnqutN3LJKWO0ZyD6VQt5gDFzgE/s320/bicara_cinta_eps5.jpg)
(Dua Tahun Kemudian)
Diepisode ini, diketahui bahwa Nurul ternyata menolak lamaran Arham dua tahun yang lalu. Mas Raihan lalu menelepon Fadhil atas saran Mba indah agar Fadhil bisa datang ke Jogja. Karena sepengetahuan Mba Indah, Fadhil merupakan adik tingkat Mas Raihan yang sholeh, ganteng dan masih jomblo. Rencananya, Mba Indah ingin agar Mas Raihan memperkenalkan Fadhil dengan Nurul. Kebetulan Mas Raihan juga sedang mencari seseorang untuk meng-handle perusahaan rotinya yang sudah sangat berkembang (kebetulan banget yak. Percaya...).
Setibanya
Fadhil di Jogja, ia langsung mengunjungi rumah Mas Raihan. Fadhil melihat ada
tumpukan-tumpukan roti kucing (maksudnya roti bentuk kucing) diatas piring. Melihat
pandangan Fadhil yang terus mengarah pada roti kucing, Mas Raihan mengatakan
pada Fadhil bahwa itu adalah roti buatan istrinya dan bisnis itu yang kelak
akan Fadhil tangani. Fadhil mencoba mengambilnya satu, untuk memastikan apakah
itu adalah roti yang sama yang pernah diberikan kepadanya dua tahun lalu oleh
seorang perempuan yang membuatnya jatuh hati? (ciee Fadhil patah hati).
Mas Raihan
menyuruh istrinya tercinta untuk membuatkan teh untuk Fadhil. Tetapi istrinya
menjawab dari dalam rumah kalau dia sedang memandikan Alif, anak mereka.
(ekspresi patah hati Fadhil semakin bertambah).Tidak lama kemudian, keluarlah
seorang wanita berhijab, cantik dan anggun dari dalam rumah sembari membawa
secangkir teh untuk Fadhil (Fadhil agak buang muka gitu... hahay... kecewa
diaa). Mas Raihan memperkenalkan bahwa
perempuan itu adalah adiknya yang bernama Nurul.
(Tamat).
FYI.
Jadi ceritanya si Fadhil nggak tau kalau istrinya Mas Raihan adalah Mba indah.
Makanya dia salah sangka. Karena sepengetahuan Fadhil yang membuat roti itu
adalah seorang perempuan, berhijab, cantik dan anggun yang dulu pernah dia
tolong. Dan dari sejak pertama kali ketemu, Fadhil nggak pernah tau kalau
perempuan berhijab, cantik dan anggun itu bernama Nurul.
Lucunya,
difilm ini yang dibikin terkejut justru si Fadhil, bukannya penonton. Karena
satu-satunya orang yang nggak tau siapa istri Mas Raihan, Cuma Fadhil.
Kasihan
kamu Dhil, dibikin jantungan sama Mas Raihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar