Selasa, 11 Oktober 2016

Film Pendek Islami - BICARA CINTA


Kamu suka nonton film indie? Short movie? Atau sejenisnya? Sama. Gue juga. Terinspirasi dari salah satu blog yang suka ngeshare movie review, gue jadi pengen nyoba menulis movie review tentang film-film pendek yang pernah gue tonton. Mumpung niat nulis gue lagi tebel.... (skripsi apa kabar, sist?)

Anyway. Film yang akan gue pilih sebagai movie review pertama adalah salah satu short movie islami karya anak negeri. Judulya BICARA CINTA. Film ini dibuat dalam 5 seri, dengan durasi 5 menitan disetiap serinya.

Buat yang belum pernah nonton filmnya, kamu bisa cari di channel youtube bernama UNDERBLACK (kalau belum di delete yah).
Gue suka film ini karena gue jarang menemukan Islamic mini series buatan Indo dengan kualitas yang bagus seperti film ini. Kebetulan gue nonton film ini beberapa tahun yang lalu pas bulan Ramadhan. 

Daripada kepanjangan narasinya, mending let’s check it out aja deh yah.

EPISODE 1
Kisah bermula saat Nurul dan temannya, Husna sedang duduk menunggu teman mereka, Naya disebuah tempat makan. Nurul yang sedang membaca buku sambil menempelkan headset dikupingnya (positive thingking ajah, mungkin mendengarkan murotal atau nasyid) sesekali melihat kearah Husna yang sedang asik senyum-senyum sendiri sambil menatap leptop. Karena penasaran, si Nurul jadi tanya deh, Husna lagi ngapain. Ditanya begitu, Husna Cuma jawab nggak ngapa-ngapain (padahal lagi chattingan sama cowok) sambil agak panik gitu sih. Nggak lama, si Naya yang daritadi ditunggu akhirnya dateng juga. Naya curhat ke Husna kalo dia baru aja putus dari pacarnya karena pacarnya selingkuh. Husna dengan ‘bijaknya’ ngasih saran ke Naya kalo lain kali dia harus cari cowok yang baik-baik. Terus Naya tanya, “cowok yang baik-baik emang kayak gimana sih?”. Menurut Husna, cowok yang baik-baik itu adalah cowok yang baik agamanya, kayak pacarnya Husna gitu deh. Karena mereka rajin untuk saling mengingatkan sholat. Jadi mereka itu pacaran syar’i (gubrak).

Melihat Husna dan Naya yang asik curhat-curhatan, si Nurul meletakan bukunya dan melepaskan headset yang daritadi nempel dikupingnya. Ternyata daritadi curhat-curhatannya Husna dan Naya didenger sama si Nurul. Akhirnya Nurul ikut berkomentar, “kalo cowok yang baik itu, yang baik agamanya, berarti yang takut Tuhannya?”. Tiba-tiba aja Nurul mengambil laptop yang sedang dipakai Husna untuk chatting dengan pacarnya (bang Irsyad namanya). Nurul mengirim pesan kepada bang Irsyad dari akunnya Husna yang isinya: kapan Bang irsyad mau melamar Husna? Husna minta kejelasan. Lalu beberapa detik kemudian akunnya bang Irsyad offline. Nurul kembali melanjutkan kalimatnya kepada Naya dan Husna, “Sayangnya, cowok baik itu nggak ada yang pacaran... Tapi langsung ke pelaminan”. 

Scene mulai berpindah dari Nurul ke Fadhil, tokoh utama pria.
Diceritakan bahwa Faadil baru saja pulang dari naik gunung bersama temannya, Ipul dan singgah di Jogja Kota. Karena merasa lapar akhirnya mereka mencari ditempat makan. Sebelum makan Fadhil mengajak Ipul untuk sholat Ashar terlebih dahulu karena sudah sore. Namun Ipul membujuk Fadhil untuk makan terlebih dahulu karena Ipul sudah sangat lapar, Fadhil tetap bersikeras untuk melaksanakan sholat Ashar terlebih dahulu. Ipul pun akhirnya mengalah dan mengikuti Fadhil untuk sholat Ashar juga (walaupun agak lemes gitu. Hahaha kasian Ipul).

Fyi. Fadhil dan Nurul ternyata makan ditempat yang sama, Cuma mejanya terpisah agak jauh. Mereka saling membelakangi gitu deh.



EPISODE 2 
https://i.ytimg.com/vi/MnMTZHoQV_w/maxresdefault.jpg
Ipul dan Fadhil baru aja selesai makan. Ceritanya mereka itu baru saja turun gunung (pulang dari mendaki gunung maksudnya), dalam waktu dekat ini akan diwisuda dan mereka berencana untuk jalan-jalan lagi ke Jogja. Sayangnya mereka besok sudah harus balik ke Jakarta. Terus Fadhil bilang kalo seumpama jodoh, insyaAllah mereka akan balik lagi kok ke Jogja (maksudnya mereka berjodoh dengan Jogja lho yah... jangan salah paham xixixi).
Ngomong-ngomong soal jodoh, Ipul jadi teringat dengan pacarnya, Kristin. Ipul bercerita ke Fadhil bahwa dia berencana untuk menikahi Kristin. Mendengar rencana Ipul, Fadhil agak sedikit terkejut. Pasalnya (azziikk), Ipul adalah seorang muslim sedangkan Kristin adalah seorang non muslim. Ipul kemudian memberikan alasan bahwa dalam Islam, laki-laki Muslim boleh menikahi wanita dari ahli kitab. Fadhil pun membenarkan alasan Ipul. Ipul kemudian memberikan alasan lagi bahwa Kristin itu sudah cantik, kaya, anaknya pejabat pula.

Mendengar alasan Ipul, Fadhil mulai berkomentar untuk tidak memahami hadist nabi secara setengah-setengah. Kemudian Fadhil memberikan analogi, “kalo ente nikahin cewek yang agamanya baik, itu ibarat ente dapet angka satu. Kalo seumpama dia kaya, tinggal tambahin angka nol aja dibelakangnya. Kalo seumpama dia baik, tambahin lagi nol dibalakangnya. Kalo seumpama dia berkedudukan tinggi, tambahin nol lagi dibelakangnya”. Begitu deh seterusnya. Intinya Fadhil mau bilang, sesempurna apapun tuh cewek kalo angka satunya nggak ada, dia cuma akan bernilai nol.

Setelah sesi curhat Ipul dan Fadhil selesai, Fadhil beranjak dari mejanya menuju kasir. Namun saat Fadhil berbalik badan ( jeng... jeng...), dia melihat sesosok wanita berhijab, cantik dan anggun. Ketika mata mereka bertemu wanita itu segera menundukan pandangannya dan melewati Fadhil begitu saja. Fadhil pun tak bergeming (Speechless gitu ceritanya).



EPISODE 3
https://i.ytimg.com/vi/w7ugp87CIFc/maxresdefault.jpg
Setelah pulang dari pertemuan dengan Naya dan Husna, Nurul mengambil sepedanya di parkiran. Tapi saat dinaiki, ternyata ban sepeda Nurul kempes. Tiba-tiba datanglah dua orang pemuda ( Fadhil dan Ipul) menghampiri Nurul untuk menawarkan bantuan. Tapi karena merasa tidak enak, Nurul pun menolak. Tidak lama kemudian, Nurul tidak sengaja menjatuhkan sepedanya (entah gimana ceritanya yah, koq itu sepeda bisa jatuh? * abaikan ). Sebagai pria yang berjiwa kesatria (lebay), Fadhil yang dibantu oleh Ipul langsung membantu Nurul dan menuntun sepedanya menuju ke bengkel sepeda terdekat (nggak deket-deket amat sih. 1km, sist). Sesampainya di bengkel sepeda, Nurul memberikan dua bungkus roti kepada Fadhil dan Ipul sebagai bentuk terima kasih karena sudah dibantu. (setelah pulang dari pertemuan dengan Naya dan Husna, saat dikasir Nurul sekalian mengambil sisa roti dagangan Mba Indah. Di episode ini belum diketahui Mba Indah itu siapanya Nurul).

Fadhil dan Ipul kembali melanjutkan perjalanan mereka. Sembari berjalan, Ipul mulai menyantap roti yang diberikan oleh Nurul (rotinya lucu. Bentuk kucing gitu). Melihat Ipul yang makan sambil berdiri, Fadhil langsung menyuruhnya untuk duduk dikursi yang ada dipinggir jalan. Sembari makan, Ipul bertanya kepada Fadhil, kenapa dia nggak tanya nama tuh cewek. Tiba-tiba ekspresi muka Fadhil berubah, seolah mau bilang: iya yah... kenapa gue nggak kepikiran. (hahaha biasa itu mah, Dhil). Endingnya si Fadhil senyum-senyum sendiri waktu ngeliat roti pemberian Nurul.


EPISODE 4
https://i.ytimg.com/vi/p0kZ9_kRjxo/maxresdefault.jpg
Diepisode kali ini, akhirnya diketahuilah bahwa Mba Indah yang namanya disebut Nurul diepisode sebelumnya, merupakan istri dari kakaknya Nurul yang bernama Mas Raihan (dan kayaknya sih, Nurul tinggal bersama mereka).
Saat Mba Indah sedang membuat adonan roti di dapur, datanglah Nurul yang membawa telpon dari Mas Raihan untuk Mba Indah. Setelah selesai menelepon tiba-tiba aja Nurul bertanya ke Mba Indah kenapa ia mau menikah dengan Mas Raihan. Mba Indah lalu menjawab, karena ia mencintai Mas Raihan karena Allah. Nurul kembali bertanya apa yang dimaksud mencintai seseorang karena Allah? Lalu Mba indah menjelaskan.

Pertama, cintai dia karena kita mencintai Allah. Maka kita akan terus mencari apa saja hak dan kewajiban kita sebagai istri yang dapat membuat Allah semakin cinta dengan kita. Yang kedua, cintai dia karena dia mencintai Allah. Selama ia cinta, taat dan patuh pada Allah maka kita akan terus mencintainya. insyaAllah cinta kita akan terus bersemi di dunia dan akhirat”.

Disisi lain, Fadhil dan Ipul sedang berada ditempat makan, tempat Fadhil bertemu Nurul kemarin (Fadhil tengak-tengok harap-harap cemas gitu). karena khawatir terlambat akhirnya mereka memutuskan untuk segera ke stasiun. Fadhil dan Ipul keluar menuju parkiran, Nurul baru saja sampai, sehingga tidak melihat Fadhil dan Ipul (dasar film...suka bikin gemeshh).
Saat Nurul sampai di rumah, ia mendapat kabar dari Mba Indah kalau ada seorang lelaki yang melamarnya melalui Mas Raihan, namanya Arham. Kegalauan Nurul pun dimulai. Akan kah Nurul menerima lamaran Arham?


EPISODE 5  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4ggbtfLig5BbpMviPdDORpTIBShukQuz2Z82obc_mIsHeMkKUpnyuy2V0mqXyt1SauopfHPvmhuKeGEoFycyruztW8dlmcN4PkTWVtQc5EijPS5y2HnqutN3LJKWO0ZyD6VQt5gDFzgE/s1600/bicara_cinta_eps5.jpg

(Dua Tahun Kemudian)

Diepisode ini, diketahui bahwa Nurul ternyata menolak lamaran Arham dua tahun yang lalu. Mas Raihan lalu menelepon Fadhil atas saran Mba indah agar Fadhil bisa datang ke Jogja. Karena sepengetahuan Mba Indah, Fadhil merupakan adik tingkat Mas Raihan yang sholeh, ganteng dan masih jomblo. Rencananya, Mba Indah ingin agar Mas Raihan memperkenalkan Fadhil dengan Nurul. Kebetulan Mas Raihan juga sedang mencari seseorang untuk meng-handle perusahaan rotinya yang sudah sangat berkembang (kebetulan banget yak. Percaya...).

Setibanya Fadhil di Jogja, ia langsung mengunjungi rumah Mas Raihan. Fadhil melihat ada tumpukan-tumpukan roti kucing (maksudnya roti bentuk kucing) diatas piring. Melihat pandangan Fadhil yang terus mengarah pada roti kucing, Mas Raihan mengatakan pada Fadhil bahwa itu adalah roti buatan istrinya dan bisnis itu yang kelak akan Fadhil tangani. Fadhil mencoba mengambilnya satu, untuk memastikan apakah itu adalah roti yang sama yang pernah diberikan kepadanya dua tahun lalu oleh seorang perempuan yang membuatnya jatuh hati? (ciee Fadhil patah hati).

Mas Raihan menyuruh istrinya tercinta untuk membuatkan teh untuk Fadhil. Tetapi istrinya menjawab dari dalam rumah kalau dia sedang memandikan Alif, anak mereka. (ekspresi patah hati Fadhil semakin bertambah).Tidak lama kemudian, keluarlah seorang wanita berhijab, cantik dan anggun dari dalam rumah sembari membawa secangkir teh untuk Fadhil (Fadhil agak buang muka gitu... hahay... kecewa diaa).  Mas Raihan memperkenalkan bahwa perempuan itu adalah adiknya yang bernama Nurul.
(Tamat).

FYI. Jadi ceritanya si Fadhil nggak tau kalau istrinya Mas Raihan adalah Mba indah. Makanya dia salah sangka. Karena sepengetahuan Fadhil yang membuat roti itu adalah seorang perempuan, berhijab, cantik dan anggun yang dulu pernah dia tolong. Dan dari sejak pertama kali ketemu, Fadhil nggak pernah tau kalau perempuan berhijab, cantik dan anggun itu bernama Nurul.
 Lucunya, difilm ini yang dibikin terkejut justru si Fadhil, bukannya penonton. Karena satu-satunya orang yang nggak tau siapa istri Mas Raihan, Cuma Fadhil. 
Kasihan kamu Dhil, dibikin jantungan sama Mas Raihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar